Cara Mencegah Dinamo Ampere Bermasalah
Alternator atau biasa disebut dengan dynamo ampere
adalah peranti yang berfungsi sebagai generator yang menghasilkan arus
listrik alternating current (AC) dan sekaligus mengubahnya menjadi arus
direct current (DC). Komponen ini juga menjadi pembangkit energi
listrik yang diisikan ke aki.
Oleh karena itu, bila
alternator atau dynamo ampere ini rusak maka mesin mobil tidak akan bisa
distater. Meski aki masih baru sekali pun. “Alternator memang jarang
sekali rusak kecuali masa pakai yang telah habis atau aus,” kata Ahmad
Junaidi, mekanik bengkel dinamo Anugerah, Kebon Nanas, Tangerang, Rabu
(13/4).
Namun, lanjut Junaidi, alternator baru pun
bisa rusak karena perlakuan yang salah. Satu diantara penyebab
kerusakkan itu adalah beban listrik di mobil yang jauh lebih besar
ketimbang kapasitas maksimal peranti ini.
Umumnya,
pabrikan merancang kapasitas alternator 40 – 60 amphere. Sedangkan usia
ideal 6 – 6 tahun. “Tapi, bila perlakuan pemilik terhadap peranti ini
bagus, maka akan lebih awet,” terang Junaidi.
Lantas seperti apa perlakuan yang membuat alternator itu awet? Junaidi berbagi tups untuk Anda:
1. Pastikan penggunaan listrik benar-benar tepat
Seperti
disebutkan di atas, umumnya pabrikan merancang alternator memiliki
kapasitas tertentu. Oleh karena itu, sebaiknya penggunaan peranti
elektronik yang banyak mengkonsumsi tenaga setrum juga dibatasi agar
tidak melebihi.
Bila penggunaan listrik itu hanya
satu dua kali dilakukan, penurunan kemampuan alternator tidak akan
terlihat. Tapi bila hal itu dilakukan secara terus menerus, maka
alternator akan mengalami penurunan kemampuan dalam menghasilkan arus
listrik.
Beberapa cara untuk menghindari
permasalahan itu adalah tidak mengaktifkan Air Conditioner (AC), audio,
wiper, dan peranti elektronik lainnya di mobil secara berbarengan.
Memang, produsen mobil merancang produknya memiliki kemampuan lebih
meski semua peranti elektronik diaktifkan tapi alternator tidak akan
tekor.
“Tetapi kemampuan alternator tetap saja ada batasnya. Karena itu, perhatikan ketentuan dari pabrikan,” wanti-wanti Junaidi.
2. Pastikan kutub dan kabel aki terpasang dengan benar
Pemasangan
ini perlu diperhatikan serius.Pasalnya, bila pemasangan kutub salah,
atau terbalik, maka kiprok akan jebol atau rusak. Begitupun dengan
berbagai kabel kelistrikan.
Bila pemasangan kabel-kabel itu tidak tepat, selain menyebabkan listrik boros juga berpotensi IC alternator cepat rusak.
Pemasangan
kabel yang perlu diperiksa itu juga termasuk kabel plus alternator ke
kabel plus aki. Sebab, bila sambungannya tidak tepat atau renggang dan
putaran mesin tinggi maka alternator akan rusak.
3. Pastikan sabuk pengatur tegangan V-Belt terpasang dengan benar
Satu
hal yang wajib Anda perhatikan adalah, tingkat ketegangan atau posisi
V-Belt jangan terlalu kencang dan kendor. Bila terlalu kencang maka
putaran alternator dipaksa melebihi kapasitas atau kemampuannya.
“Akibatnya laher alternator akan rusak,” terang Junaidi.
Begitu
pun bila tali atau sabuk itu terlalu kendor, tarikan akan
tersendat-sendat. Sehingga, selain arus listrik yang dihasilkan tidak
konstan, laher alternator juga cepat rusak.
Bahkan,
perangkat elektronik di mobil yang menggunakan sumber strum dari
alternator dan aki akan cepat rusak. Pasalnya, asupan listrik yang
mengalir ke perangkat tersebut tidak ajeg.
4. Cegah kabel plus bersentuhan dengan badan alternator
Bila
itu terjadi, maka akan memicu hubungan arus pndek atau korslet.
Akibatnya, alternator atau dynamo ampere akan rusak. “Oleh karena itu
sangat disarankan untuk memasang pengaman pada kutub plus.