Hukum kekekalan energi mekanik artikel
Artikel ini mau bahas tentang ilmu hukum kekekalan energi mekanik, kita sama sama belajar lho karena artikel di blog energi terbarukan ini memang tidak 100% dari hasil pikiran saya, saya juga butuh ilmu masukan dari teman teman yang memang ahli dibidang . OK lanjut ya , mari kita bahas tentang hukum kekekalan energi mekanik.
Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak jenis energi. Selain
energi potensial dan energi kinetik pada benda-benda biasa (skala
makroskopis), terdapat juga bentuk energi lain. Ada energi listrik,
energi panas, energi litsrik, energi kimia yang tersimpan dalam makanan
dan bahan bakar, energi nuklir, dan kawan-kawan…. Pokoknya banyak banget setelah muncul teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi lain tersebut (energi listrik, energi kimia, dkk)
merupakan energi kinetik atau energi potensial pada tingkat atom (pada
skala mikroskopis – disebut mikro karena atom tu kecil banget…). cukup
sampai di sini ya penjelasannya mengenai energi potensial atau energi
kinetik pada tingkat atom… intinya bentuk energi lain tersebut merupakan
energi potensial atau energi kinetik pada skala atomik… jika penasaran,
bisa request melalui kolom komentar. Nanti akan anda pelajari pada
pelajaran fisika di tingkat yang lebih tinggi.
Energi tersebut dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Masa sich ? misalnya
ketika dirimu menyalakan lampu neon, pada saat yang sama terjadi
perubahan energi listrik menjadi energi cahaya. Contoh lain adalah
perubahan energi listrik menjadi energi panas (setrika), energi listrik
menjadi energi gerak (kipas angin) dll. Proses perubahan bentuk energi
ini sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan energi antara energi
potensial dan energi kinetik pada tingkat atom. Pada tingkat
makroskopis, kita juga bisa menemukan begitu banyak contoh perubahan
energi.
Buah mangga yang menggelayut di tangkainya memiliki energi potensial.
Pada saat batu dijatuhkan, energi potensialnya berkurang sepanjang
lintasan geraknya menuju tanah. Ketika mulai jatuh, energi potensial
berkurang karena EP berubah bentuk menjadi Energi kinetik. Pada saat
hendak mencapai tanah, energi kinetik menjadi sangat besar, sedangkan EP
sangat kecil. Mengapa demikian ? semakin dekat dengan permukaan tanah,
jarak buah mangga semakin kecil sehingga EP-nya menjadi kecil.
Sebaliknya, semakin mendekati tanah, Energi Kinetik semakin besar karena
gerakan mangga makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang
konstan. Ketika tiba di permukaan tanah, energi potensial dan energi
kinetik buah mangga hilang, karena h (tinggi) dan v (kecepatan) = 0. ini
salah satu contoh…
Perubahan energi biasanya melibatkan perpindahan energi dari satu
benda ke benda lainnya. Air pada bendungan memiliki energi potensial dan
berubah menjadi energi kinetik ketika air jatuh. Energi kinetik ini
dpindahkan ke turbin… selanjutnya energi gerak turbin diubah menjadi
energi listrik… luar biasa khan si energi
? Energi potensial yang tersimpan pada ketapel yang regangkan, dapat
berubah menjadi energi kinetik batu apabila ketapel kita lepas… busur
yang melengkung juga memiliki energi potensial. Energi potensial pada
busur yang melengkung dapat berubah menjadi energi kinetik anak panah.
Contoh yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa pada perpindahan
energi selalu disertai dengan adanya usaha. Air melakukan usaha pada
turbin, karet ketapel melakukan usaha pada batu, busur melakukan usaha
pada anak panah. Hal ini menandakan bahwa usaha selalu dilakukan ketika
energi dipindahkan dari satu benda ke benda yang lainnya…
Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari-hari
adalah ketika energi dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain, ternyata tidak ada energi yang hilang bin lenyap dalam setiap
proses tersebut… ini adalah hukum kekekalan energi, sebuah prinsip yang
penting dalam ilmu fisika. Hukum kekekalan energi dapat kita nyatakan
sebagai berikut :
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan
dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain tetapi jumlahnya selalu
tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan juga tidak berkecambah… eh
bertambah, sorry…
HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK
Penjelasan di atas bersifat kualitatif. Sekarang mari kita tinjau Hukum Kekekalan Energi secara kuantitaif alias ada rumusnya… jangan meringis dunk … he8….
Oya, perlu anda ketahui bahwa pada contoh perubahan energi, misalnya
energi listrik berubah menjadi energi panas atau energi nuklir menjadi
energi panas, perubahan bentuk energi tersebut terjadi akibat adanya
perubahan antara energi potensial dan energi kinetik pada skala
mikroskopis. Perubahan energi ini terjadi pada level atom…
Pada Skala makroskopis, kita juga dapat menjumpai perubahan energi
antara Energi Kinetik dan Energi Potensial, misalnya batu yang
dijatuhkan dari ketinggian tertentu, anak panah dan busur, batu dan
ketapel, pegas dan beban yang diikatkan pada pegas, bandul sederhana,
dll.
Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial disebut Energi
Mekanik. Ketika terjadi perubahan energi dari EP menjadi EK atau EK
menjadi EP, walaupun salah satunya berkurang, bentuk energi lainnya
bertambah. Misalnya ketika EP berkurang, besar EK bertambah. Demikian
juga ketika EK berkurang, pada saat yang sama besar EP bertambah. Total
energinya tetap sama, yakni Energi Mekanik. Jadi Energi Mekanik selalu
tetap alias kekal selama terjadi perubahan energi antara EP dan EK.
Karenanya kita menyebutnya Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
Sebelum kita tinjau HKE secara kuantitaif (penurunan persamaan matematis alias rumus Hukum Kekekalan Energi), terlebih dahulu kita berkenalan dengan gaya-gaya konservatif dan gaya tak konservatif. Walaupun
ini adalah pelajaran tingkat lanjut, tetapi sebenarnya menjadi dasar
yang perlu diketahui agar dirimu bisa lebih memahami apa dan bagaimana
Hukum Kekekalan Energi Mekanik dengan baik…
Gaya-gaya konservatif dan Gaya-gaya Tak Konservatif
Mari kita berkenalan dengan gaya konservatif dan gaya
tak-konservatif. Setelah mempelajari pembahasan ini, mudah-mudahan
dirimu dapat membedakan gaya konservatif dan gaya tak konservatif.
Pemahaman akan gaya konservatif dan tak konservatif sangat diperlukan
karena konsep ini sangat berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi
Mekanik. Langsung aja ya ? tetap semangat……
Misalnya kita melemparkan sebuah benda tegak lurus ke atas. Setelah
bergerak ke atas mencapai ketinggian maksimum, benda akan jatuh tegak
lurus ke tanah (tangan kita). Ketika dilemparkan ke atas, benda tersebut bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga ia memiliki energi kinetik (EK = ½ mv2).
Selama bergerak di udara, terjadi perubahan energi kinetik menjadi
energi potensial. Semakin ke atas, kecepatan bola makin kecil, sedangkan
jarak benda dari tanah makin besar sehingga EK benda menjadi kecil dan
EP-nya bertambah besar. Ketika mencapai titik tertinggi, kecepatan benda
= 0, sehingga EK juga bernilai nol. EK benda seluruhnya berubah menjadi
EP, karena ketika benda mencapai ketinggian maksimum, jarak vertikal
benda bernilai maksimum (EP = mgh). Karena pengaruh gravitasi, benda
tersebut bergerak kembali ke bawah. Sepanjang lintasan terjadi perubahan
EP menjadi EK. Semakin ke bawah, EP semakin berkurang, sedangkan EK
semakin bertambah. EP berkurang karena ketika jatuh, ketinggian alias
jarak vertikal makin kecil. EK bertambah karena ketika bergerak ke
bawah, kecepatan benda makin besar akibat adanya percepatan gravitasi
yang bernilai tetap. Kecepatan benda bertambah secara teratur akibat
adanya percepatan gravitasi. Benda kehilangan EK selama bergerak ke
atas, tetapi EK diperoleh kembali ketika bergerak ke bawah. Energi
kinetik diartikan sebagai kemampuan melakukan usaha. Karena Energi
kinetik benda tetap maka kita dapat mengatakan bahwa kemampuan benda
untuk melakukan usaha juga bernilai tetap. Gaya gravitasi yang
mempengaruhi gerakan benda, baik ketika benda bergerak ke atas maupun
ketika benda bergerak ke bawah dikatakan bersifat konservatif karena
pengaruh gaya tersebut tidak bergantung pada lintasan yang dilalui
benda, tetapi hanya bergantung pada posisi awal dan akhir benda.
Contoh gaya konservatif lain adalah gaya elastik. Misalnya kita
letakan sebuah pegas di atas permukaan meja percobaan. Salah satu ujung
pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika
digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang kita
gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kita
kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas.
Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka
pada benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan
arah tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda
maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam).
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke
kiri, kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan
menjadi nol ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama
bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda
kembali ke posisi setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi
pada titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum,
maka ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi
setimbang, kecepatan benda maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya
pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda
berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan bergerak kembali menuju
posisi setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EK benda
= 0 karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.
Proses perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak balik.
Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi
setimbang menuju ke kiri sejauh x = -A (A = amplitudo / simpangan
terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika
benda tepat berada pada x = -A. Karena kecepatan benda berkurang, maka
EK benda juga berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x =
-A. Karena adanya gaya pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan
(menuju posisi setimbang), benda memperoleh kecepatan dan Energi
Kinetiknya lagi. EK benda bernilai maksimum ketika benda tepat berada
pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi tersebut bernilai
maksimum. Benda kehilangan EK pada salah satu bagian geraknya, tetapi
memperoleh Energi Kinetiknya kembali pada bagian geraknya lain. Energi
kinetik merupaka kemampuan melakukan usaha karena adanya gerak. setelah
bergerak bolak balik, kemampuan melakukan usahanya tetap sama dan
besarnya tetap alias kekal. Gaya elastis yang dilakukan pegas ini
disebut bersifat konservatif.
Apabila pada suatu benda bekerja satu atau lebih gaya dan ketika
benda bergerak kembali ke posisi semula, Energi Kinetik-nya berubah
(bertambah atau berkurang), maka kemampuan melakukan usahanya juga
berubah. Dalam hal ini, kemampuan melakukan usahanya tidak kekal. Dapat
dipastikan, salah satu gaya yang bekerja pada benda bersifat
tak-konservatif. Untuk menambah pemahaman anda berkaitan dengan gaya tak
konservatif, kita umpamakan permukaan meja tidak licin / kasar,
sehingga selain gaya pegas, pada benda bekerja juga gaya gesekan. Ketika
benda bergerak akibat adanya gaya pemulih pegas, gaya gesekan
menghambat gerakan benda/mengurangi kecepatan benda (gaya gesek
berlawanan arah dengan gaya pemulih pegas). Akibat adanya gaya gesek,
ketika kembali ke posisi semula kecepatan benda menjadi berkurang.
Karena kecepatan benda berkurang maka Energi Kinetiknya juga berkurang.
Karena Energi Kinetik benda berkurang maka kemampuan melakukan usaha
juga berkurang. Dari penjelasan di atas kita tahu bahwa gaya pegas
bersifat konservatif sehingga berkurangnya EK pasti disebabkan oleh gaya
gesekan. Kita dapat menyatakan bahwa gaya yang berlaku demikian
bersifat tak-konservatif. Perlu anda ketahui juga bahwa selain gaya
pemulih pegas dan gaya gesekan, pada benda bekerja juga gaya berat dan
gaya normal. Arah gaya berat dan gaya normal tegak lurus arah gerakan
benda, sehingga bernilai nol (ingat kembali pembahasan mengenai usaha
yang telah dimuat pada blog ini).
Secara umum, sebuah gaya bersifat konservatif apabila usaha yang
dilakukan oleh gaya pada sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh
lintasan tertentu hingga kembali ke posisi awalnya sama dengan nol. Sebuah gaya bersifat tak-konservatif apabila usaha
yang dilakukan oleh gaya tersebut pada sebuah benda yang melakukan
gerakan menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi semula tidak
sama dengan nol.
Penjelasan panjang lebar mengenai gaya konservatif dan gaya tak
konservatif di atas bertujuan untuk membantu anda lebih memahami Hukum
Kekekalan Energi Mekanik. Mengenai gaya konservatif dan gaya tak
konservatif, selengkapnya dapat anda pelajari pada jenjang yang lebih
tinggi (universitas dan kawan-kawan).
Sekarang, mari kita kembali ke Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Istirahat aja dulu ah, cape…
Apabila hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja pada sebuah sistem,
maka kita akan tiba pada kesimpulan yang sangat sederhana dan menarik
yang melibatkan energi…. Apabila tidak ada gaya tak-konservatif, maka
berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Sekarang mari kita turunkan
persamaan Hukum Kekekalan Energi Mekanik…..
Misalnya sebuah benda bermassa m berada pada kedudukan awal sejauh h1 dari permukaan tanah (amati gambar di bawah). Benda tersebut jatuh dan setelah beberapa saat benda berada pada kedudukan akhir (h2).
Benda jatuh karena pada benda bekerja gaya berat (gaya berat = gaya
gravitasi yang bekerja pada benda, di mana arahnya tegak lurus menuju
permukaan bumi).
Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar EP1 (EP1 = mgh1). Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar EP2 (EP2 = mgh2). Usaha yang dilakukan oleh gaya berat (w = weight = berat — huruf w kecil. Kalo huruf W besar = usaha = work) dari kedudukan awal (h1) menuju kedudukan akhir (h2) sama dengan selisih EP1 dan EP2. Secara matematis ditulis :
W = EP1 – EP2 = mgh1 – mgh2
Misalnya kecepatan benda pada kedudukan awal = v1 dan kecepatan benda pada kedudukan akhir = v2.. Pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK1 (EK1 = ½ mv12). Pada kedudukan akhir, benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK2 (EK2 = ½ mv22). Usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk menggerakan benda sama dengan perubahan energi kinetik (sesuai dengan prinsip usaha dan energi yang telah dibahas pada pokok bahasan usaha dan energi-materinya ada di blog ini). Secara matematis ditulis :
W = EK2 – EK1 = ½ mv22 – ½ mv12
Kedua persamaan ini kita tulis kembali menjadi :
W = W
EP1 – EP2 = EK2 – EK1
mgh1 – mgh2 = ½ mv22 – ½ mv12
mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22
Jumlah total Energi Potensial (EP) dan Energi Kinetik (EK) = Energi Mekanik (EM). Secara matematis kita tulis :
EM = EP + EK
Ketika benda berada pada kedudukan awal (h1), Energi Mekanik benda adalah :
EM1 = EP1 + EK1
Ketika benda berada pada kedudukan akhir (h2), Energi Mekanik benda adalah :
EM2 = EP2 + EK2
Apabila tidak ada gaya tak-konservatif yang bekerja pada benda, maka
Energi Mekanik benda pada posisi awal sama dengan Energi Mekanik benda
pada posisi akhir. Secara matematis kita tulis :
EM1 = EM2
Jumlah Energi Mekanik benda ketika berada pada kedudukan awal =
jumlah Energi Mekanik benda ketika berada pada kedudukan akhir. Dengan
kata lain, apabila Energi Kinetik benda bertambah maka Energi Potensial
harus berkurang dengan besar yang sama untuk mengimbanginya. Sebaliknya,
jika Energi Kinetik benda berkurang, maka Energi Potensial harus
bertambah dengan besar yang sama. Dengan demikian, jumlah total EP + EK
(= Energi Mekanik) bernilai tetap alias kekal bin konstan Ini adalah Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk gaya-gaya konservatif.
Apabila hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, maka jumlah total
Energi Mekanik pada sebuah sistem tidak berkurang atau bertambah. Energi
Mekanik bernilai tetap atau kekal.
Wah…. akhirnya pembahasan mengenai Hukum Kekekalan Energi Mekanik berakhir….
mohon maaf lahir dan batin jika penjelasan panjang lebar di atas
membuat dahimu berkerut. Baca perlahan-lahan sambil dipahami ya…. jika
kebingungan berlanjut, silahkan pelajari kembali. Jangan lupa bertanya
melalui kolom komentar di bawah apabila dirimu tersesat……
Sekarang, mari kita lanjutkan ke pelajaran berikutnya : penerapan hukum kekekalan energi mekanik pada berbagai jenis gerakan…..